Sebagai pecinta seni grafis, sejak kecil saya senang mengetahui
hal-hal baru didalamnya. Segala hal yang membuat saya tertarik dan tertantang
selalu saya dalami dan coba satu persatu. Seperti disaat saya menginjak bangku
SMA. Saya mulai melihat coretan-coretan dan gambar di dinding dan fasilitas
umum yang saya lalui. Pada saat itu saya masih awam internet. Jadi saya
mendapat referensi gambar hanya dari buku dan mengcopy file teman-teman. Di
file yang saya copy banyak gambar sejenis yang saya lihat dijalan-jalan seperti
yang saya lihat sebelumnya. Mulai dari saat itu saya mulai tertarik, ingin tahu
dan mendalami seni grafis tersebut. Dan mulai saat itu saya tahu bahwa karya
semacam itu bernama Graffiti.
Sumber: http://www.behance.net/123klan |
Dulu saya melihat masih banyak orang salah menuliskan nama
Graffiti itu sendiri. Ada yang menulis "Graffity",
"Gravity", "Grafiti” dan sebagainya. Termasuk saya. Kata Graffiti sendiri
berasal dari bahasa Italia, graffiato yang artinya goresan. Istilah graffiti mengarah pada penuangan ide,
gagasan atau karya seni pada suatu media yang lebih sering dilakukan pada
dinding. Bentuk awal hal semacam ini telah dilakukan sejak 30.000 SM yang
digunakan oleh manusia prasejarah untuk menuliskan pesan-pesan dan sejarah pada
dinding gua dengan menggunakan tulang hewan. Hal ini kemudian berkembang
setelah ditemukannya alat tulis dan pesan yang ingin disampaikan oleh
pembuatnya. Seseorang yang membuat graffiti kini lebih sering dikenal dengan
sebutan “bomber” atau “writer”.
Pada tahun 1920 seseorang yang dikenal dengan Bozo Texino menuliskan “Kilroy was here” pada dinding kapal
yang ditulisnya dengan kapur permanen dan disertai dengan ilustrasi seperti
seorang karakter yang sedang melongok dari balik tembok dengan hidung
panjangnya yang turun melewati tembok. Hal tersebut meluas ke seluruh penjuru
dunia karena banyak digunakan dan ditiru oleh tentara Amerika yang akhirnya
merambah pada media massa.
Sumber: http://kk.org |
Ternyata sebelum tulisan tersebut menjadi viral, sang
pembuat telah sering membuat coretan-coretan serupa. Coretan tersebut
menggambarkan sebuah karakter dengan topi koboi yang besar, pipa cerutu dan
tulisan “Bozo Texino”. Gambarnya banyak
terdapat pada kereta api di California-Michigan. Orang-orang California dan
Michigan banyak yang menyukai gambar tersebut.
Sumber: http://www.texasescapes.com |
Ternyata Bozo Texino bukanlah nama sebenarnya dari seniman
yang mebuat coretan-coretan tersebut. Sosok sebenarnya adalah J.H McKinley dari San Antonio, seorang
pemadam kebakaran yang bekerja pada Missouri-Passific Railroad, sebuah
perusahaan kereta api setempat. McKinley tidak mencorat-coret kerteta
perusahaannya karena perusahaan melarangnya, tapi perusahaannya malah senang
jika McKinley mencorat-coret gerbong perusahaan saingannya.
Sampai saat SMA pun masih banyak bomber ataupun orang-orang
yang iseng yang menuliskan “Moschi was here”, “Wawa was here”, “Andik pernah
disini” dan sebagainya. Saya jadi tahu mengapa dan asal muasal tulisan seperti
ini banyak menyebar.
Sumber: http://flaneur.me.uk |
Pada tahun 1966-1971, graffiti digunakan oleh aktifis
politik untuk membuat pernyataan-pernyataan untuk kampanye. Sedangkan preman
jalanan menggunakan tulisan dan coretan-coretan untuk menandai wilayah. Pada jaman
ini graffiti mulai digunakan sebagai sebuah eksistansi sebuah identitas.
Graffiti semacam ini awalnya dimulai di Philadelphia, Pennysylvania selama
pertengahan ke akhir 60’an. Penulis yang pertama menuliskan identitas mereka
adalah Cornbeard dan Cool Earl. Mereka menulis nama mereka
di seluruh kota untuk memperoleh perhatian dari masyarakat dan media massa
lokal.
Sumber: http://www.flickr.com |
Dari situ dia memiliki banyak kesempatan menuliskan namanya pada segala
sesuatu di jalan yang ia lalui. Tampilan nama yang unik disertai angka ini
menarik rasa penasaran masyarakat lokal. Yang menjadikan Taki sosok yang diakui sebagai seseorang pertama yang
eksis di sebuah sublultur yang baru. Setelah itu banyak writer baru bermunculan
yang menggunakan angka layaknya Taki 183, seperti Julio 204, Frank 207, dan Joe
136.
Sampai saat ini pun masih banyak writer lokal yang menggunakan
angka dibelakang nama mereka seperti In27, Black13, Oblk23 dan lain-lain. Artis
internasional juga banyak yang menyelipkan angka pada nama julukannya, seperti 123Klan,
CanTwo, Case 2 dan lain-lain. Sebuah kata dan angka, hal ini menjadi sangat
populer saat ini. Mungkin meminimalisir kata akan membuat nama mereka lebih mudah
diingat. Mungkin agak aneh kalau mereka menggunakan nama julukan seperti Joko Asmojo Mangkuartomoro atau Fian Bersedihsenangdudukditamansendirian.
Sumber: http://www.behance.net |
Sumber: http://www.djblast.ca |
Dijalan Brooklyn gerakan vandalisme menulis identitas pada
fasilitas umum juga mulai banyak merebak. Salah satu penulis yang aktif adalah
Friendly Freddie. Yang akhirnya menjadi penulis dari Brooklyn yang mendapat
ketenaran. Kereta bawah tanah menjadi media komunikasi yang menyatukan kegiatan
tersebut. Orang-orang disekitar menjadi saling mengetahui penulis satu sama
lain. Hal ini yang menjadi awal mula kompetisi antar penulis dalam satu wilayah
yang sama.
Menulis mulai pindah dari jalan-jalan ke kereta bawah tanah dan menjadi lebih kompetitif. Alasannya karena keamanan di subway relatif lebih rendah daripada dijalan umum. Tulisan didominasi oleh nama saja, tidak disertai gambar dan dilakukan dengan berbagai macam alat tulis. Dan mereka menulis sebanyak mungkin agar nama mereka semakin dikenal. Semakin sulit dan unik tempat yang dapat ditulisnya akan dapat menaikkan prestis dari tulisan yang telah mereka buat.
Sumber: http://www.heyah1st.com |
Sumber: http://weber-street-photography.com |
Menulis mulai pindah dari jalan-jalan ke kereta bawah tanah dan menjadi lebih kompetitif. Alasannya karena keamanan di subway relatif lebih rendah daripada dijalan umum. Tulisan didominasi oleh nama saja, tidak disertai gambar dan dilakukan dengan berbagai macam alat tulis. Dan mereka menulis sebanyak mungkin agar nama mereka semakin dikenal. Semakin sulit dan unik tempat yang dapat ditulisnya akan dapat menaikkan prestis dari tulisan yang telah mereka buat.